22
Desember, sebelum memulai garis besarnya aku mengucapkan Selamat Hari Ibu untuk
Ibuku tersayang dirumah dan para ibu yang ada Di Indonesia. Kalian semua
pahlawan serta idola kami. Tanpamu Ibu, aku bukanlah apa-apa, dari sebentuk
janin sampai menjadi sebongkah kasih sayang yang bernyawa, aku sangat
menghargai bermilyar kali lipat perjuanganmu untukku. Sampai saat ini aku
bingung cara membalas pengorbananmu karena takkan pernah ada tindakan yang bisa
membayar kebaikanmu selama ini. Garis senyummu seperti permata, tangis air
matamu bagai tamparan diri yang berkecamuk yang harus aku minimalisir.
Bahagiamu bahagiaku juga. Sekali lagi
Selamat hari Ibu :)
Oke
22 Desember ini temen sekelas ada acara sambang (ziarah) ke makam teman kuliah
kita yang meninggal sekitar 10 bulan yang lalu, Dina Yanua Saputri. Meninggal
di usia yang masih sangat muda membuat kami sangat terpukul dengan
kepergiannya. Tapi tidak ada yang tahu kapan kita melepas raga kita. Yang
terjadilah maka terjadilah.
Tujuannya itu Sambang ke rumah Alm.
Dina Di Kediri deket Simpang Lima Gumul. Dengan roda bergelinding dua ,
berangkat layaknya geng motor. Rame-rame melintasi aspal di bawah terik. Dan
kalian tau apa yang diperbuat matahari saat itu? Membakar kedua tanganku ketika
nyetir motor, dan apa yang terjadi? Kulit tanganku belang tiada tara, ini
tangan apa iga bakar hah?
resiko lupa bawa sarung tangan, ini lagi pas nyetir, Bintang yang ada
dibelakangku nyanyi2 gak jelas keras banget, dikira konser on the way kali ya.