Jumat, 22 Juni 2012

Pola Administrasi Sugiharjo Tuban

Beberapa yang lalu mata Kuliah SAN (Sistem Administrasi Negara) yang membawa kami semua menuju Daerah Tuban. Entah kenapa kok milihnya Tuban, kenapa engga di Bandung (sapa tau gadis geulis disana ada yang nyantol, six asiix) kenapa kok gak ke Bali aja, dan Kenapa oh kenapaaa -_- yaudalah yang penting luar Surabaya lah yang notabene uda bosen sama hiruk pikuk yang serba kikuk .  Yup tepatnya Nama kegiatannya PLK (Perkuliahan Luar Kelas). Sapa yang gak seneng ada kuliah di Luar kelas bahkan luar Kota, kan kita juga bisa nyolong-nyolong waktu buat liburan asal jangan nyolong ayam jago orang sana aja kalo masih pengen itu idung nempel. Oke jadi Intinya kita disana menuju Tuban melakukan Observasi (pengamatan) sistem administrasi yang diterapkan di desa-desa sana. Ibarat ngepris , tau ngepris kan? Kalo gak tau tanya dulu emak bapak lo ato tanyak noh mbah google . Ibarat Ngepris , ada yang beruntung ada yang apes kek gue ini, Mungkin Saat Pembagian Daerah daku kurang doanya makanya dapetnya Desa yang jauuuuuuuh di pojok selatan sendiri -__- . tapi gapapalah justru inilah yang di cari suasana desa yang tenang hahahahah
*ketawa licik*
Tujuan dari pengamatan ini untuk mengetahui Sistem administrasi yang sedang berjalan, mengetahui pelayanan administrasi, mengetahui potensi di daerah tersebut dan Model administrasi apakah yang sedang berjalan. Desa Sugiharjo, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten  Tuban. Sugiharjo sendiri berasal dari kata sugih-harjo (kaya sejahtera) harapan untuk desa Sugiharjo sendiri. Dahulu, desa ini memiliki 4 dusun yakni Dusun Mawot, Winong, Kali Gede, dan Grudo. Namun karena kebanyakan akhirnya 4 dusun tersebut mengecil dijadikan 2 dusun saja yakni Dusun Mawot dan Winong.

Asal Usul Dusun Mawot
Dari keterangan Bapak Ahmad (Mantan KADES Desa Sugiharjo) penulis dapat menyimpulkan, bahwasanya pada zaman dahulu ada sungai-sungai yang membelah wilayah ini, sehingga masyarakat yang ingin menghubungkan wilayah satu dengan wilayah lainnya harus membuat jembatan-jembatan. Zaman dahulu jembatan dari beton (cor) belum ada, sehingga penduduk yang ada di wilayah ini memanfaatkan pohon asem jawa untuk dijadikan sebagai jembatan (wot). Akhirnya dengan keadaan yang demikian, tempat itu oleh penduduk setempat disebut dengan istilah SEMAWOT yang notabene adalah singkatan dari asem dan wot, karena nama tersebut dirasa kurang sesuai kemudian dirubah menjadi MAWOT.

Asal Usul Dukuh Grudo
Menurut cerita penduduk dukuh Grudo, Grudo berasal dari kata garudo (burung garuda), penduduk menyakini bahwa dahulu kala didaerah ini banyak dihinggapi burung garuda, hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya batu gilang (batu yang mempunyai cekungan ditengahnya). Batu yang sekarang menjadi salah satu koleksi museum kambang putih ini, dipercaya warga sekitar dahulunya sebagai tempat minum burung garuda. Warga setempat beranggapan bahwa batu tersebut adalah batu keramat, oleh sebab itu batu yang telah diambil oleh Pemda Tuban untuk Koleksi Museum dibuatlah duplikat batu yang sama dan ditempatkan persis ditempat batu semula berada.

Asal Usul Dukuh Kaligede (Kali Wurung)
Menurut cerita penduduk dukuh Kaligede, Kaligede berasal dari kata Kali dan Gede (Sungai Besar), penduduk menyakini bahwa dahulu kala didaerah ini akan dibuatlah sebuah bengawan oleh seorang wali yang sangat sakti mandraguna, wali tersebut menarik tongkatnya dari dusun winong (sekarang RT. 02 / RW. 09 Desa Sugiharjo) sampai dengan dusun kaligede (sekarang RT. O2 / RW. 01 Desa Sugiharjo) sesampainya di dusun kaligede ini wali berpapasan dengan seorang yang tua renta memukul tampah (anyaman dari bambu) seketika itu pula bengawan yang sedianya sudah jadi akhirnya batal dan tidak jadi bengawan dan akhirnya penduduk sekitar menyebut kejadian tersebut dengan sebutan bengawan wurung (bengawan yang tidak jadi), hal ini dapat dibuktikan dengan melihat daerah yang telah disebutkan diatas bahwa tempat tersebut sekarang menyerupai sungai besar. Warga setempat akhirnya menyebut daerah tempat digedokkan tampah tersebut dengan sebutan kaligede.

Letak Geografis Desa sugiharjo
 
Desa Sugiharjo terletak di Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten  Tuban, Provinsi Jawa Timur. Desa ini memiliki luas wilayah 77,2255 Ha.
Secara geografis Desa Sugiharjo Dibatasi oleh :
Utara      : Kelurahan Mondokan Kecamatan Tuban Kota
Selatan   : Desa Boto Kecamatan Semanding
Barat      : Desa Sumurgung Kecamatan Tuban Kota
Timur     : Desa Kembangbilo Kecamatan Tuban Kota
Ketinggian dari permukaan laut                 : 155 m.
Topografi                                                    : Dataran Rendah
Suhu Udara Rata-rata                                 : 32° C
Jarak dari Pusat Kecamatan                       : 4    Km
Jarak dari Ibukota Kabupaten                    : 8   Km
Jarak dari Ibukota Provinsi                        : 109 Km
Jarak dari Ibukota Negara                          : 633 Km
Masyarakat Desa Sugiharjo
Kependudukan
Berdasarkan data monografi desa sugiharjo
1.    Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin :
o             Laki-laki                                    : 3349 Jiwa
o             Perempuan                                 : 3493 Jiwa
o             Jumlah                                       : 6842 Jiwa
2.    Jumlah Penduduk Menurut Agama / Penghayatan kepercayaan Teerhadap Tuhan Yang Maha Esa :
o             Islam                                          : 6842 Jiwa
o             Kristen Protestan                       : -
o             Kristen Katolik                          : -
o             Hindu                                         : -
o             Budha                                         : -
3.    Jumlah Penduduk Menurut Usia :
Kelompok Pendidikan :
             4 – 6 tahun         : 313 Jiwa
             7 – 12 tahun       : 610 Jiwa
             13 – 15 tahun     : 326 Jiwa
Kelompok Tenaga Kerja
             20 – 26 tahun     : 721 Jiwa
             27 – 40 tahun     : 1513 Jiwa
             41 – 57 tahun     : 1800 Jiwa

Mata Pencaharian
Mata pencaharian pada umumnya masyarakat disana adalah bertani dan beternak. Mereka menggarap lahan meliknya sendiri atau milik orang lain. Dan sebagian dari mereka ada yang menggarap lahannya sendiri sekaligus menggarap lahan orang lain.
Berdasarkan data monografi desa sugiharjo di bidang industri, terdapat 2 jenis usaha industri dan 13  jumlah usaha industri. Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat desa sugiharjo mulai menuju pada masyarakat industri. Mulai marak kegiatan home industry disana. Salah satu yang paling terkenal adalah industri kue basah. Masyarakat disana memproduksi kue basah untuk kemudian dijual di pasar. Selain itu ada juga industri pengupasan kacang, olah mebel, dan perdagangan. Para pemuda pemudinya sebagian ada yang merantau, bekerja di pabrik, dan menjadi pembanatu rumah tangga di berbagai perumahan sekitar Kecamatan Tuban.
Menurut data yang didapat, ada sekitar 400 keluarga miskin sari sekitar 1600 KK menandakan bahwa masyarakat sana cukup berkecukupan. Program pemerintah dalam rangka pemberdayaan masyarakat miskin pun telah memasuki desa ini, seperti program BLT, RASKIN, PKH, JAMKESMAS, DAN PNPM. Namun dari pemerintah desa sendiri belum mampu memberdayakan masyarakat miskin karena tidak mempunyai cukup dana.

Adat Istiadat
Adat istiadat yang masih berlaku di desa Sugiharjo sangat banyak terutama bagi kalangan masyarakat yang masih mempercayai akan  adat istiadat tersebut maka adat tersebut akan selalu dilestarikan, tetapi seiring perjalanan zaman yang semakin maju saat ini adat istiadat itu sebagian sudah ditinggalkan, sedangkan adat yang mungkin masih dilestarikan hingga saat ini adalah :
•  Lamaran
Tradisi lamaran di desa ini yang melamar adalah pihak perempuan datang ke rumah pihak laki-laki dengan membawa makanan khas
yang bernama “ Gemblong”
•   Mitoni
Tradisi syukuran tujuh bulan kehamilan. Dalam acara ini membuat makanan seperti rujak, kue procot.
•   Manganan
Tradisi syukuran setelah panen raya, ini dimaksudkan untuk mengucap rasa syukur atas hasil panen yang didapatkan. Mangan di
daerah ini ada yang dilakukan di masjid ada juga yang di makam/ kuburan yang di keramatkan.

Kesimpulan
Masyarakat desa Sugiharjo telah memanfaatkan praktek Administrasi Negara. Terbukti dengan mereka secara sadar dan peduli akan kegiatan administratif yang tidak dapat dielakkan dari posisinya sebagai warga negara Indonesia. Sistem administrasi negara disana berjalan cukup sederhana. Dwifungsi kinerja aparatur desa juga pernah terjadi disana. Jabatan sekretaris desa pernah mengalami kekosongan selama sepuluh tahun dan ada perwakilan yang merangkap tugas tersebut. namun kini tidak lagi setelah jabatan sekretaris desa terisi. Karena level desa merupakan tingkat pemerintahan terkecil, maka tidak heran bahwa berjalannya sistem administrasi disana juga cenderung sederhana. Warga desa tidak harus datang ke kantor desa untuk mengurus kegiatan administratifnya. Mereka bisa mendatangi  aparatur desa yang bersangkutan dirumahnya. Para aparatur desanya pun tidak menetapkan jam kerja secara pasti dalam bekerja di kantor desa.
Hal tersebut dapat diterima oleh penduduk desa karena mereka juga merasa bahwa hal tersebut tidak menjadi masalah. Mereka bisa menyelesaikan kegiatan administratif dengan menemui aparatur yang bersangkutan dirumahnya. Dan pelayanan tetap bisa dilakukan. Walaupun tidak jarang juga warga mendatangi kantor desa saat jam kerja. Namun pelayanan publik tetap berjalan dengan baik walaupun tidak ada jam kerja pasti. Dan semua tetap berjalan baik-baik saja. Sistem yang berjalan sederhana karena dibudayakan sejak dulu, aparaturnya bahkan mempunyai pekerjaan lain seperti usaha dagang atau bertani. Karena mayoritas warga desa sana juga bertani, mereka mengerti betul akan hal itu. Sistem masih berjalan tanpa ada kendala.
Mayoritas penduduk desa Sugiharjo bermata pencaharian sebagai petani. Mereka bertani dan beternak. Namun mulai ada juga home industry yang dikembangkan disana. Mereka mulai beralih ke ranah industri dalam berprofesi. Banyak dari masyarakat sana yang mulai membuka usaha dan mengadakan kegiatan home industry. Produksi kue basah adalah salah satu bentuk kegiatnnya. Juga terdapat industri pengupasan kacang, olah mebel, dan usaha perdagangan lainnya. Industri kue basah dapat menjadi lahan industri yang baik bagi masyarakat desa Sugiharjo bila mereka mau berinisiatif unuk mengembangkannya.
Heterogenitas mata pencaharian mulai dari bertani, beternak, pembantu rumah tangga, pegawai pabrik, hingga kegiatan home industry dan usaha perdangan lainnya dapat menjadi salah satu indikator bahwa masyarakat Desa Sugiharjo adalah masyarakat yang prismatik. Yang menurut Riggs memiliki model sala. Masyarakat sana sudah mengalami peralihan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. meskipun mayoritas penduduk sana adalah petani, namun Sugiharjo tidak dapat dikatakan sebagai masyarakat agraris. Mereka mengalami transisi menuju mesyarakat industri. yang menurut Riggs adalah masyarakat prismatik dan memiliki model sala.

        Keadaan Jalan Desa Sugiharjo


                Nah itu sedikit review dari hasil laporan kami tentang proses Administrasi yang sedang berjalan di Desa Sugiharjo Kec. Tuban , Tuban Jawa Timur. Sejauh itu aku merasa FUN aja dengan lingkungan disana, tempatnya adem kek di gunung, apalagi nginepnya gretong plus jamuan yang bikin mulut gak berhenti ngunyah hahahahah *dilarang protes* Terima Kasih Sugiharjo, terima kasih Pak Kades Nashikun yang atas tempatnya selama disana sehingga kami tidak menggembel selama disana terima kasih para perangkat desa disana yang sudah berbagi data-data tentang sugiharjo sebagai penyelesaian tugas kami J Terimakasih semuanya :D . Nah Laporan sudah selesai tinggal mempresentasikan laporan tersebut sebagai tugas akhir dari serangkaian tugas mata kuliah Ini. Mohon Doa Restu ya, Doain sukses ya Teman-teman ^.^ :*
                                  Foto Bersama Perangkat Desa Sugiharjo


                                             Gulo, Nuri, Eko, Kethek, Ane, Yuni (dari kiri)

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...